Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friday, June 1, 2012

Gawat, Jutaan Orang Terancam Overdosis Parasetamol

Ilustrasi: blog "jalankubaru"
fendysastra.blogspot.com Parasetamol bisa jadi obat penghilang rasa sakit yang banyak digunakan oleh masyarakat. Tapi karena sangat populer diperkirakan jutaan orang berisiko mengalami overdosis parasetamol.

Hampir seperempat orang dewasa menyalahgunakan obat parasetamol karena melebihi batas yang direkomendasikan. Kondisi ini membuat para ilmuwan memperingatkan risiko overdosis dari penghilang rasa sakit ini.

Para peneliti dari Northwestern University di Chigago mengungkapkan overdosis dari parasetamol ini bisa menyebabkan berbagai macam kecelakaan atau masalah dan kerusakan hati akut. Salah satu koonsekuensi dari overdosis ini adalah gagal hati yang dapat menyebabkan penumpukan cairan fatal di otak.

Kebanyakan pengguna parasetamol ini mengabaikan instruksi yang diberikan pada bungkus obat, terutama orang tua yang lupa sudah berapa banyak tablet yang diminum. Dokter biasanya merekomendasikan dosis maksimum harian adalah 8 tablet parasetamol 500 mg yang dikonsumsi tidak lebih dari 2 tabket sekaligus dalam jangka waktu 4 jam.

Studi yang dipimpin oleh Dr Michael Wolf dan rekan mewawancarai 500 pasien dewasa menerima perawatan di klinik pengobatan rawat jalan umum di Atlanta, Georgia, Chicago dan Illinois antara September 2009 sampai Maret 2011.

Para ilmuwan menemukan hampir seperempat dari peserta berisiko kelebihan dosis obat penghilang rasa sakit ini dengan menggunakan produk parasetamol tunggal karena mengonsumsi melebihi 4 gram dalam waktu 24 jam.

Sekitar 5 persen dari partisipan membuat kesalahan serius karena mengonsumsi parasetamol dengan dosis lebih dari 6 gram, sedangkan hampir setengah partisipan berisiko overdosis karena mengonsumsi 2 jenis obat yang mengandung acetaminophen.

"Temuan ini menunjukkan banyak konsumen yang tidak bisa mengenali atau membedakan bahan aktif dalam obat nyeri yang dijual bebas dan tidak selalu taat pada instruksi yang ada di label," ujar Dr Wolf, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (1/6/2012).

Dr Wolf menuturkan hal ini bisa menimbulkan risiko efek samping yang signifikan dan bisa menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang serius serta membutuhkan perhatian segera. Hasil studi ini dipublikasikan seacra online dalam Journal of General Internal Medicine.


Sumber: detikhealth

ads

Ditulis Oleh : fendysastra Hari: 10:05 PM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 

Adsensecamp

ppcindo