KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB
Oleh
AHMAD EFENDI,
S. Pd.
Guru Bahasa
dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Girimarto
Mengutip
dari buku Seranai Kata Serapan dalam
Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia),
menyatakan bahwa setiap masyarakat bahasa mempunyai kesepakatan tentang kata
yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan
atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Sampai pada satu titik waktu,
kata-kata yang dihasilkan lewat kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya
mencukupi keperluan itu. Namun, manakala terjadi kontak dengan masyarakat
bahasa yang lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang
datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata
baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu adalah mengambil kata yang
digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal-hal baru itu.
Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai
abad ke tujuh oleh pedagang dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi
penyebar agama Islam. Kosa kata bahasa Arab, yang merupakan bahasa pengungkapan
agama Islam, mulai berpengaruh ke dalam bahasa Melayu, terutama sejak abad
ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan
ungkapan, terutama, yang berkenaan dengan agama Islam. Kata serapan dari bahasa
Arab yang tercatat dalam buku Seranai
Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia) adalah 1.495 kata.
Beberapa kata serapan dari bahasa
Arab yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia antara lain: abad, alat, alim,
badan, batal, batin, dahsyat, debat, edar, eja, firasat, gairah, gizi, hadiah,
hadir, ibarat, ilmu, janin, judul, kabar, kalimat, mahir, majelis, nasihat,
nikah, paham, peduli, rakyat, ramal, sabar, sedekah, takjub, terjemah, umum,
umur, wabah, wajah, zat, dan masih banyak lagi. Beberapa contoh kata serapan
yang telah disebutkan tadi, kebanyakan lazim dipakai dalam percakapan
sehari-hari.
Kata serapan dari bahasa Arab juga banyak yang tidak
biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari. Beberapa kata itu antara lain:
afiat, ahmar, akliah, bawab, burak, durat, farak, galat, garib, hail, ijas,
itifak, jasus, jidar, kaul, khali, dan masih banyak lagi.
Yang menarik adalah beberapa kata serapan dari
bahasa Arab justru akrab di telinga
digunakan sebagai nama orang bukan sebagai kata yang digunakan dalam
sebuah kalimat. Beberapa kata serapan itu antara lain: amar(suruhan, perintah),
anjar (jangkar), bahar (laut), burhan (barang bukti), fadil (mulia, luhur),
fuad (hati/perasaan hati), haris (penjaga, pengawal), ihsan (baik), irsyad
(petunjuk), izah (kehormatan), jamal (keindahan), jamil (bagus), rahman (belas
kasih), zakiah (suci, murni), dan lain-lain. Beberapa kata yang telah
disebutkan tadi merupakan kata baku dan terdapat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), namun tidak lazim dipakai sebagai kata dakam percakapan sehari-hari.
Beberapa kata yang
telah disebutkan di atas bukan tidak mungkin suatu saat digunakan sebagai kata
dalam percakapan sehari-sehari, seperti kata-kata berikut: akbar (besar),
rahmat (belas kasih), saleh (taat), alam (semesta), sultan (raja, baginda),
topan (angin ribut), tulus (iklas), dan lain-lain. Penggunaan kata serapan yang tidak lazim
dipakai dalam percakapan sehari-hari menjadi lazim digunakan, karena memang
bahasa (termasuk di dalamnya kata) bersifat arbitrer (manasuka). Yang paling
penting adalah kata tersebut bisa dimengerti antar pemakai bahasa, dan menjadi penyampai pesan dari penyapa kepada
pesapa (penerima).
0 comments:
Post a Comment