Gbr. angkasagroup.co.id |
Kita tentu sudah mengenal tentang gaya bahasa. Pembahasan lengkap tentang gaya bahasa juga sudah saya paparkan pada postingan sebelumnya (Klik di sini). Namun pembahasan tersebut terlalu luas dan rumit sehingga banyak siswa yang merasa kesulitan untuk memahami.
Untuk itu pada kesempatan kali ini akan saya bahas tentang gaya bahasa secara ringkas disertai trik menghafal secara cepat, yaitu menggunakan metode "Akronim" atau "menyingkat kata/istilah"
Untuk pembahasan berikut ini hanya akan saya ambil gaya bahasa/majas yang sering muncul dalam soal baik di Ulangan Harian, Semester maupun Ujian Nasional. Gaya Bahasa yang sering muncul dalam soal antara lain: Gaya Bahasa Perbadingan dan Pertentangan.
Langsung saja untuk memudahkan menghafal Gaya Bahasa Perbandingan, maka gunakan trik Akronim dengan menyingkatnya menjadi: Meta Perso Simile Anti Ale-ale. Berikut penjelasannya:
1. Meta (berarti Metafora)
Metafora berarti membandingkan 2 hal secara langsung tanpa menggunakan konjungsi atau kata penghubung.
Contoh: Fendy bintang kelas XI.IPA.2
Kesebelasan SMA N 1 Girimarto menggunduli kesebelasan SMA N 212 Girimarto
2. Perso (berarti Personifikasi)
Personifikasi berarti membandingkan benda mati seolah-olah bisa hidup dan bertingkah laku seperti manusia. Ingat kata kuncinya adalah Person: orang, dan semua benda mati bisa dibuat personifikasi.
Contoh: Awan berkejaran di langit
Bumi bergoyang
Jam dinding tertawa
3. Simile (berarti simile atau Perumpamaan)
Simile atau perumpamaan adalah kebalikan dari majas metafora. Simile yaitu majas yang membandingkan 2 hal dengan menggunakan konjungsi atau kata penghubung. Konjungsi yang sering digunakan dalam majas simile, antara lain:
a. Bagai
b. Bagaikan
c. Laksana
d. Umpama
e. Seumpama
f. Bak
g. Seperti
h. Ibarat
Contoh:
1) Kelakuannya bagaikan monyet
2) Kecantikannya bak bidadari dari surga
3) Hatinya lembut seperti kapas putih
Catatan: Ingat jika ada kalimat yang menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang telah di sebutkan di atas (a sampai dengan h), maka bisa dipastikan kalimat tersebut menggunakan majas Simile atau Perumpamaan.
4. Anti (berarti Antilesis)
Majas ini jarang sekali muncul dalam soal jadi tidak perlu saya bahas kembali. Namun jika Anda ingin mengetahui penjelasan tentang majas ini silahkan klik di sini
5. Ale-ale (berarti Alegori)
Majas ini juga jarang sekali muncul dalam soal jadi tidak perlu saya bahas kembali. Namun jika Anda ingin mengetahui penjelasan tentang majas ini silahkan klik di sini
Gaya Bahasa Pertentangan: Hiper Lito Iro Oksimoron
Jika Majas Perbandingan menggunakan trik akronim Meta Perso Simile Anti Ale-ale, maka untuk Majas Pertentang juga menggunakan trik akronim, yaitu Hiper Lito Iro Oksimoron.
1. Hiper (berarti hiperbola)
Hiperbola adalah majas yang mempertentangkan dengan cara melebih-lebihkan. Ingat kata kuncinya adalah Hiper: Berlebihan.
Contoh: Kekayaannya tidak habis dimakan tujuh turunan
Suaranya menggelegar seperti petir
Cita-citanya setinggi langit
2. Lito (berarti litotes)
Litotes yaitu mempertentangkan dengan cara merendahkan diri dan apa yang disampaiakan berbeda dari kenyataannya.
Contoh: Mampirlah ke gubuk saya
Naiklah ke gerobak saya
Makanlah seadanya
Terima pemberian yang sederhana ini
3. Iro (berarti ironi)
Ironi yaitu sindiran halus dengan maksud agar yang dibicarakan merasa tersindir namun tidak sakit hati.
Contoh: Bagus benar tulisanmu sampai saya sulit untuk membacanya.
Rajin benar kamu jam 9 baru datang ke sekolah.
4. Oksimoron
Majas ini juga jarang sekali muncul dalam soal jadi tidak perlu saya bahas kembali. Namun jika Anda ingin mengetahui penjelasan tentang majas ini silahkan klik di sini
Demikianlah dua pembahasan mengenai majas atau gaya bahasa, yang menurut saya keduanya sering muncul dalam soal-soal Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya untuk SMA/MA. Kritik dan saran dari Anda selalu saya tunggu dan semoga bermanfaat. Terima Kasih.
0 comments:
Post a Comment