Sanchez (dok: HealthToday) |
fendysastra.blogspot.com New York, Kasus sejumlah siswa yang kena kesurupan massal sering terdengar di beberapa sekolah di Indonesia. Rupanya kasus kesurupan massal juga dialami siswa-siswa di negara moderen yang kini melanda Sekolah Menengah LeRoy, di New York AS.
Sebuah gangguan misterius yang di Indonesia lebih dikenal dengan kesurupan ini, menurut pakar di AS menunjukkan gejala mirip dengan sindrom tourette yang menyerang 12 murid perempuan di sekolah yang sama. Semua siswa yang terkena gangguan ini telah didiagnosa dan dirawat, tetapi mereka tidak dapat mengungkapkan apa penyebabnya.
Peristiwa ini sebenarnya telah terjadi pada bulan Oktober 2011. Salah seorang siswa yang mengalaminya Thera Sanchez, mengaku hanya tidur sebentar. Namun ketika bangun, tahu-tahu di sudah tidak sadarkan diri.
Anehnya, dia melakukan gerakan tubuh yang tidak terkendali, kejang-kejang dan mengeluarkan ledakan perkataan, mirip dengan sindrom Tourette. Ternyata Sanchez tidak sendirian, ia adalah salah satu dari 12 gadis dari sekolahnya yang menunjukkan gejala-gejala dari kondisi misterius yang membingungkan para dokter.
"Sebagian besar orang mengatakan bahwa itu disebabkan oleh stres. Tapi saya baik-baik saja, tidak ada yang terjadi dan kemudian saya bangun dan saat itulah saya mulai merasa gagap. Saya tidak bisa menjelaskannya. Ada yang mengatakan bahwa hal itu disebabkan peristiwa traumatis, tapi saya benar-benar tidak merasa salah satu dari kami memiliki trauma," kata Sanchez seperti dilansir HealthToday, Jumat (20/1/2012).
Sanchez mengatakan bahwa kondisinya semakin memburuk. Sejak insiden pertama itu, ia sering menunjukkan gejala yang sama. Ia berhenti menjadi pemandu sorak dan secara teratur menghadiri kelas seni.
Ke-12 siswa tersebut dikabarkan mengeluarkan ledakan perkataan dan kejang-kejang yang tak disadari. Sindrom Tourette mempengaruhi otak dan sistem saraf dengan cara menyebabkan gerakan berulang-ulang dan terkendali atau mengeluarkan suara tanpa disengaja.
Pihak sekolah bersikeras bahwa itu bukanlah kasus histeria massa dan tidak ada gadis-gadis yang mengada-ada atau membuat-buat gejala penyakitnya. Pada Rabu (18/1/2012) lalu, sekolah mengadakan forum untuk orang tua siswa yang bersangkutan. Sekitar 150 orang hadir, menuntut untuk mengetahui apa yang salah dengan para siswa. Pejabat sekolah dan petugas dari dinas kesehatan New York berusaha memberi penjelasan kepada para orang tua.
"Semua anak-anak telah diperiksa oleh para profesional dan mereka semua dirawat dengan baik. Gangguan seperti ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor seperti genetika, trauma kepala, obat ADHD dan antihistamin," kata Dr. Greg Young dari Departemen Kesehatan New York.
Pejabat dari Sekolah Menengah LeRoy di New York juga telah merilis laporan yang menegaskan bahwa tidak ada zat di salah satu gedung sekolah yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Tapi kebanyakan orangtua masih belum puas akan penjelasan tersebut karena undang-undang kesehatan federal memperbolehkan para dokter membatasi penjelasaannya mengenai apa yang menyebabkan gejala tersebut.
Ayah dari salah satu siswa, Jim DuPont mengatakan bahwa ia tidak puas dengan apa yang telah dikatakan oleh dokter atau pejabat sekolah. Putrinya yang berusia 17 tahun hampir tidak masuk sekolah setiap hari setelah insiden itu. Saat ini putrinya sedang dirawat oleh seorang ahli saraf, tetapi masih belum mendapat hasil diagnosisnya.
"Sekarang dia harus mendapat pelajaran dari tutor. Saya mengkhawatirkan masa depannya. Dia masih 17 tahun dan bahkan tidak bisa mengemudi sekarang. Hal ini menyedihkan karena ia sebelumnya tidak apa-apa. Peristiwa ini terjadi hanya dalam beberapa minggu. Anak-anak ini benar-benar normal, dan tahu-tahu tangannya berayun dan tidak dapat mengontrol diri sendiri," kata DuPont.
Sumber: detikhealth
No comments:
Post a Comment