AHMAD EFENDI (fensas): SMA NEGERI 1 GIRIMARTO |
fendysastra. Ada
beberapa model dalam penelitian tindakan kelas. Model ini terdiri dari empat
komponen, yaitu pertama, rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan perubahan
perilaku dan sikap sebagai solusi. Kedua, tindakan apa yang dilakukan oleh guru
atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang
diinginkan. Ketiga observasi, yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan. Keempat refleksi, yaitu langkah peneliti mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan atas hasil
(Sukidin, 2008: 84). Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian
melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Prosedur berdaur
pelaksanaan PTK yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Perbaikan Rencana
Refleksi
Tindakan/
Observasi Perbaikan Rencana
Refleksi
Tindakan/
Observasi Dan seterusnya
Gambar 2. Spiral penelitian tindakan kelas oleh Hopkins
(dalam Arikunto, 2006: 105).
Dari bagan
di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan (planning),
kemudian melakukan penerapan tindakan (action),
selanjutnya refleksi dengan
mengevaluasi tindakan yang dilakukan
untuk melakukan perbaikan terhadap tindakan yang telah dilakukan. Setelah
dilakukan perbaikan kemudian melakukan tindakaan lagi dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan dapat tercapai.
Tahapan ini
berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan itu dilakukan. Pada tahap
perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan
untuk merekam fakta-fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara
rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1) mengidentifikasi dan menganalisis masalah
2) menetapkan alasan mengapa penelitian
tersebut dilakukan, yang melatar belakangi dilakukannya PTK.
3) Merumuskan masalah secara jelas, baik
dengan kalimat tanya maupun dengan kalimat pertanyaan.
4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk
menentukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.
5) Menentukan cara untuk menguji hipotesis
tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai
instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator
keberhasilan itu.
6) Membuat secara rinci rancangan tindakan
(Arikunto, 2006: 75-76).
Pada tahap
ini, rancangan, strategi, dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah “dilatihkan” kepada si
pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan
skenarionya. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya
dijabarkan secara rinci dan tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (1)
langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (2) kegiatan yang seharusnya
dilakukan oleh guru, (3) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (4)
rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara
penggunaannya, (5) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data
disertai dengan penjelasan rinci bagaimana penggunaannya (Arikunto, 2006:
76-77).
Tahap ini
sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang
sama. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah
disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan
dari waktu ke waktu serta dampaknya
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data kuantitatif maupun
kualitatif yang menggambarkan keefektifan siswa, antusias siswa, mutu siswa,
serta mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain (Arikunto, 2006:78-80).
Tahapan ini
dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi
(Arikunto, 2006: 30).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk.
2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukidin, dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Insan Cendikia.
likee
ReplyDeleteTrims dah berkunjung dan memberi komentar
Delete