Dannie Goodridge (thedanniegoodridgefund.co.uk) |
Dannie Goodridge mungkin lupa nikmatnya makan dan minum. Gadis 15 tahun ini selalu muntah setiap lambungnya tersentuh makanan atau air. Dalam sehari, ia bisa muntah hingga 50 kali. Rumah sakit pun sudah menjadi rumah kedua baginya.
Siksaan itu menyandera hidupnya sejak setahun lalu. Semua orang menuduhnya mengalami gangguan pola makan, layaknya remaja yang terobsesi langsing. Dokter pun juga menerbitkan diagnosis awal serupa.
"Hidupnya seperti di neraka, orang-orang yakin itu gangguan pola makan seperti anoreksia, tapi kami tahu bukan itu penyebabnya," kata sang ibu, Nikki, 44, seperti dikutip mirror.co.uk.
Dalam 12 bulan, berat tubuhnya susut 20 persen, menyisakan tulang berbalut kulit seberat 39 kilogram. Tak hanya membuat tubuhnya superkurus, kondisi itu juga menempatkannya di tengah risiko kematian.
"Kami telah mencoba segalanya. Makan porsi kecil, atau sup, tapi tidak ada yang berhasil. Para dokter mencoba memberi makan melalui tabung ke dalam perutnya dan kemudian ususnya, tapi itu juga tidak bekerja baik," kata sang ibu.
Di tengah frustasi dan tanda tanya atas sakitnya, gadis asal Lower Weybourne, Farnham, Surrey, ini mulai mendapat pencerahan saat keluarganya membaca kisah serupa di sebuah koran lokal. Kisah ini menjadi bekal untuk berkonsultasi dengan sejumlah dokter spesialis.
Melewati serangkaian tes lebih detail, Goodridge akhirnya didiagnosis menderita gastroparesis, sebuah kondisi langka yang membuatnya tak bisa mencerna makanan dengan normal.
Seiring munculnya diagnosis itu, tubuhnya mengalami kekurangan gizi kronis. Kadar kalium di tubuhnya pun menurun drastis, menempatkannya pada risiko gagal jantung. Satu-satunya jalan untuk mengatasi kondisi ini adalah pemasangan alat yang disebut perut bionik.
Butuh sekitar £20.000 atau sekitar Rp281 juta untuk operasi pemasangan perut bionik, sebuah alat dengan impuls elektronik di perut untuk memindahkan makanan melalui usus. Penggalangan dana sudah dilakukan untuk menyelamatkan hidupnya.
Sumber: vivanews
0 comments:
Post a Comment