Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tuesday, November 8, 2011

AKRONIM


MEMBENTUK AKRONIM SECARA SANTUN
Oleh
AHMAD EFENDI, S. Pd.
Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Girimarto



Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) akronim berarti kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Contoh: (1) ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), UAN (Ujian Akhir Nasional), FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). (2) Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), Depdikbud (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), Jateng (Jawa Tengah). (3) parpol (partai politik), miras (minuman keras), markus (makelar kasus), dan lain-lain. Pada contoh (1) akronim dibentuk dengan menuliskan seluruhnya menggunakan huruf besar, dan contoh (2) akronim dibentuk dengan menggunakan huruf awal huruf kapital, sedangkan contoh (3) akronim dibentuk dengan cara menuliskan seluruhnya menggunakan huruf kecil. 

 
Yang menarik sekarang ini adalah ditemukan surat kabar (khususnya yang memberitakan dunia kriminal) menggunakan akronim secara kurang santun, misalnya: salome (satu lobang rame-rame), ciblek (cilik-cilik betah melek), malmot (maling motor), perek (perempuan eksperimen), dan lain-lain. Akronim semacam itu sebaiknya dihindari dalam penulisan jurnalistik, karena selain belum lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, akronim tersebut juga mengandung nilai rasa yang rendah (kurang baik).
Terlepas dari semua itu, jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya memerhatikan syarat-syarat berikut: (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi suku kata yang lazim pada kata Indonesia. (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

ads

Ditulis Oleh : fendysastra Hari: 7:29 AM Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 

Adsensecamp

ppcindo