fendysastra.blogspot.com "Ya mungkin-mungkin saja," ujar Ketua Komite Medik Pusat Mata
Nasional RS Mata Cicendo dr Hikmat Wangsaatmadja saat dihubungi detikbandung
melalui telepon, Selasa (5/6/2012).
Dia menyatakan saat memeriksa mata Tina tidak ada gangguan apa pun. Mata Tina normal, minus pun tidak. Ia sendiri mengaku tak melihat langsung benda menyerupai kristal itu keluar dari mata Tina.
Dia menyatakan saat memeriksa mata Tina tidak ada gangguan apa pun. Mata Tina normal, minus pun tidak. Ia sendiri mengaku tak melihat langsung benda menyerupai kristal itu keluar dari mata Tina.
"Jadi saat itu dia datang ke Cicendo (tangga 31 Mei 2012-red). Dia langsung dibawa ke klinik lasik di lantai 1. Saya masih ada pemeriksaan di lantai 4. Nah pas saya di atas, dia ribut katanya kristal keluar. Oleh ibunya ditampung ada dua," tuturnya.
Kemudian setelah diperiksa, Tina pun mengaku kristal keluar lagi dari matanya. "Saat saya periksa, ya normal matanya. Tidak ada apa-apa. Nah saat saya ke lantai atas lagi untuk operasi, pasien mengaku keluar lagi satu. Nah tiga benda itu yang kita kirim ke badan geologi," ujar Hikmat.
Ketika ditanya apakah mungkin barang asing dimasukkan secara sengaja ke dalam mata? Hikmat menjawab itu memungkinkan. "Dan perlu diketahui, ini bukan di mata. Benda itu ada di antara kelopak mata bawah dan selaput lendir. Di sana memang ada space yang cukup besar," jelasnya.
Menurut Hikmat elastisitas dan rasa nyeri setiap orang berbeda-beda. "Buat kita sakit (masukkan barang asing ke mata-red), belum tentu buat orang lain," katanya.
Apakah berbahaya? "Yang sensitif itu kan kornea. Nah ini kan di kelopak mata, ya paling jadi infeksi saja," katanya.
Tim Badan Geologi Kementerian ESDM terlibat meneliti benda mirip kristal yang keluar dari sepasang bola mata gadis asal Sumedang tersebut pada 4 Juni 2012 lalu. Ada tiga contoh material berciri biru milik Tina yang diperiksa Tim Geologi. Diperoleh empat data teknis hasil pemeriksan tersebut.
Pertama, kondisi fisik tiga contoh meterial memiliki ciri biru, transparan, berukuran 1-2 mm, dan berbentuk kristal. Kedua, bentuk kristal polyhedral tidak teratur dan tidak memiliki bidang berpasangan sehingga bukan benda terbentuk secara alami.
Ketiga, komposisi berupa campuran material dengan 15,40 persen
SiO2 dan 2,49 persen K2O, dan tidak ada unsur karbon. Dan keempat, ketiga
contoh material yang diperiksa merupakan material sintetik yang diproses.
Tim dokter Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Kementerian Kesehatan RI pun turun tangan. Tim dokter menyebut, secara medis Tina tidak menderita kelainan atau mata dalam keadaan normal, dan pada waktu pemeriksaan tidak ditemukan benda asing di dalam mata.
"Kesimpulannya, material tersebut merupakan material sintesis yang diproses dan bukan merupakan hasil produksi tubuh manusia," ucap Dirut Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Kautsar Boesaeri di tempat sama.
Sejak September 2011, Tina mengaku setiap kali usai menangis air matanya mengeluarkan butiran kristal. Bahkan sejak 23 Mei 2012, sudah 126 butiran mirip kristal keluar dari matanya
Tim dokter Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Kementerian Kesehatan RI pun turun tangan. Tim dokter menyebut, secara medis Tina tidak menderita kelainan atau mata dalam keadaan normal, dan pada waktu pemeriksaan tidak ditemukan benda asing di dalam mata.
"Kesimpulannya, material tersebut merupakan material sintesis yang diproses dan bukan merupakan hasil produksi tubuh manusia," ucap Dirut Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Kautsar Boesaeri di tempat sama.
Sejak September 2011, Tina mengaku setiap kali usai menangis air matanya mengeluarkan butiran kristal. Bahkan sejak 23 Mei 2012, sudah 126 butiran mirip kristal keluar dari matanya
Sumber: snipertechno.com
No comments:
Post a Comment