Wednesday, April 4, 2012

Ternyata Olahraga Pagi Yang Terlalu Berat Bikin Otakmu Bodoh

Olahraga Pagi yang Terlalu Berat Akibatkan Otak Makin Lambat
(foto: Thinkstock)
fendysastra.blogspot.com Jakarta, Kebiasaan olahraga tiap pagi sangat berguna untuk menjaga tubuh selalu bugar, sehingga tidak gampang kena penyakit. Namun jika berlebihan sampai jantungnya berdebar-debar, efeknya kurang menguntungkan sebab kerja otak akan melambat.

Efek ini dibuktikan oleh para ilmuwan dari University of Portsmouth dan University of Abertay, keduanya berada di Inggris. Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, para ilmuwan tersebut melibatkan 52 anggota kepolisian yang dibagi menjadi 2 kelompok.

Setengah dari jumlah partisipan diminta melakukan olahraga berat selama jangka waktu tertentu, sampai benar-benar kelelahan dan ditandai dengna jantung berdebar-debar. Setengahnya lagi diminta untuk beristirahat saja sambil menunggu kelompok lain selesai olahraga.

Sesaat setelah eksperimen dilakukan, seluruh partisipan masuk ke dalam ruangan untuk mendapat pengarahan dari atasan. Partisipan yang kelelahan karena olahraga berat hanya mampu menyerap informasi 17 persen lebih sedikit dibandingkan partisipan yang sejak tadi hanya beristirahat.

"Saat fisik terangsang, yang ditandai dengan denyut jantung yang meningkat, kekuatan otak yang biasanya mampu mengolah dan mengingat informasi akan terganggu untuk sesaat," kata Lorraine Jore, PhD dari University of Portsmouth seperti dikutip dari Menshealth.com, Rabu (4/4/2012).

Meski bisa mengurangi daya ingat ketika dilakukan secara berlebihan, olahraga tetap memberikan banyak manfaat terutama jika rutin dilakukan setiap pagi. Bagi para lansia misalnya, olahraga ringan hingga sedang justru meningkatkan daya ingat dan bisa menunda pikun.

Kalaupun mengalami efek penurunan daya ingat seperti yang diungkap Dr Hote bersama timnya, maka daya ingat bisa dipulihkan lagi dengan cara mengistirahatkan otak. Caranya sangat mudah, cukup beri waktu sekitar 30 menit setelah berolahraga sebelum memulai aktivitas yang membutuhkan otak.


Sumber: detikhealth

No comments:

Post a Comment