|
Wapres Budiono |
fendysastra.blogspot.com Pidato Wapres Boediono tentang pengeras suara masjid saat membuka Muktamar Dewan Masjid Indonesia Jumat (27/4) lalu menimbulkan pro kontra
di kalangan masyarakat. Bagaimana sebetulnya isi lengkap pidato
tersebut?
Situs resmi Sekretaris Kabinet, Minggu (29/4/2012)
mengeluarkan pidato utuh Boediono. Tujuannya, supaya masyarakat paham
konteks yang disampaikan oleh Boediono kala itu.
Berikut pidato lengkapnya:
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Pertama-tama
marilah kita bersama memanjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga kita dapat
berkumpul bersama di tempat ini pada acara Muktamar Dewan Masjid
Indonesia Ke-6 Tahun 2012.
Saya juga ingin menyampaikan
rasa bahagia dapat hadir di majelis yang Insya Allah dimuliakan oleh
Allah SWT, bersama para Pengurus Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia,
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah Wakil Takmir Masjid Raya Provinsi,
serta Badan Otonom Dewan Masjid Indonesia.
Sebelum saya
melanjutkan sambutan, pada kesempatan pertama ini saya ingin
menyampaikan salam hangat dari Bapak Presiden kepada Saudara-saudara.
Dikarenakan beliau ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan, saya
diminta mewakili beliau untuk menghadiri pembukaan Muktamar Dewan Masjid
Indonesia kali ini.
Saudara Pimpinan Dewan Masjid Indonesia, Para Peserta Muktamar dan Hadirin yang Saya Hormati,
Muktamar
Ke-6 Dewan Masjid Indonesia ini memiliki arti yang penting sebagai
forum permusyawaratan tertinggi di dalam organisasi Dewan Masjid
Indonesia. Kesempatan ini pula merupakan momentum yang baik untuk
melakukan refleksi, evaluasi sekaligus perencanaan program/kegiatan
untuk mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah Mahdoh (ritual) dan
pusat ibadah Muamalah (sosial kemasyarakat).
Dalam
kesempatan lain, pernah saya sampaikan bahwa Masjid merupakan satu
institusi sentral dalam peradaban Islam dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari sejarah umat Islam. Dari masjidlah, tumbuh dan
berkembang khazanah pemikiran dan keilmuan serta strategi pemberdayaan
dan penguatan kapasitas umat Islam.
Masjid sejatinya
selain menjadi basis ideologi dan spiritual umat Islam, juga berperan
sebagai wahana untuk memfasilitasi berbagai upaya pemberdayaan dan
penguatan kapasitas umat di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya
serta berbagai bidang lainnya. Untuk itu saya memandang sangat tepat
Muktamar kali ini mengangkat tema: “Revitalisasi dan Reaktualisasi
Peranan Masjid Sesuai Sunnah Rasul”.
Saudara-Saudara sekalian,
Bagi
seorang Muslim, masjid adalah lembaga terpenting setelah rumah dan
tempat kerja. Dia merupakan pusat kegiatan komunitas Muslim, tempat
bersosialisasi, dan tempat kembali mensucikan dan mendekatkan diri ke
Sang Pencipta.
Menurut para ahli, masjid berasal dari
akar kata yang sama dengan sujud, posisi dalam sholat dimana seorang
Muslim meletakkan keningnya ke tanah sebagai tanda kepasrahan dan
ketaatan total kepada kehendak Ilahi. Bangunan masjid dengan kubah dan
menaranya konon menyimbolkan monotheisme Islam dalam bentuk Tauhid serta
kesatuan dan persatuan umat Islam.
Pada kesempatan yang
saya sebut tadi, saya juga menyampaikan bahwa disamping mengembalikan
masjid sebagai tempat membangun kembali peradaban umat, masjid juga
ditantang untuk menyebarkan Islam sebagai agama yang damai dan penuh
rahmat Ilahi.
Dari berbagai sumber, diperkirakan jumlah
masjid dan mushola di seluruh Indonesia saat ini hampir mencapai 1 juta
masjid. Tidak pelak lagi bahwa masjid mempunyai peran dalam membangun
karakter bangsa. Karenanya, disamping sebagai tempat ibadah bersama,
pemrakarsa masjid juga diharapkan sungguh-sungguh memperhatikan agenda
dan kepengurusan masjid.
Kita semua berkepentingan agar
masjid dijaga jangan sampai jatuh ketangan mereka yang menyebarkan
gagasan yang tidak Islami seperti radikalisme, fanatisme sektarian,
permusuhan terhadap agama dan kepercayaan orang lain, dan
anjuran-anjuran provokatif yang bisa berujung kepada tindak kekerasan
dan terorisme. Islam adalah agama yang sangat toleran. Islam mengajarkan
kepada kita bahwa jalan terbaik adalah jalan tengah.
Saudara-saudara,
Salah
satu keunikan agama Islam sebagai agama wahyu terakhir adalah adanya
kesatuan arah dalam beribadah. Dari masjid di seluruh dunia, ketika
menghadap Rabbul alamin dalam sholat maupun berdoa, kita semua
menghadapkan tubuh kita ke arah yang sama yakni Baitullah Ka’bah di
Mekkah. Mengikuti peredaran waktu dan matahari, tidak satu detikpun di
seantero planet bumi ini lepas dari suara azan karena waktu sholat yang
berbeda-beda.
Allah juga memberi ganjaran berlipat bagi
Muslim yang sholat berjamaah dari pada yang sholat sendirian. Kesatuan
arah dan kebersamaan ini adalah salah satu inti ajaran Islam dimana umat
Islam dituntut bersatu dan bersama dalam menjalankan kebaikan.
Sebagaimana
kita bangsa Indonesia selalu berupaya menjaga kesatuan dan persatuan
bangsa yang majemuk ini, pemerintah mengharapkan agar Dewan Masjid
Indonesia terus menerus menjaga persatuan dan kebersamaan dalam
perbedaan diantara berbagai agama yang ada di Indonesia dan sekaligus
menjauhkan umat dari sikap tidak toleran, apalagi sikap sesat yang
menyesatkan diantara umat Islam sendiri. Surga Tuhan sangatlah terlalu
luas untuk menampung berbagai jalan yang ditempuh hambanya menuju
kehidupan abadi di akhirat.
Para Hadirin yang Berbahagia,
Masjid
juga merupakan usaha bersama yang harus dikelola secara profesional.
Imam masjid tentu adalah orang benar-benar fasih dan memahami seluk
beluk aturan agama, dan pengurus masjid adalah pengelola yang
berkomitmen dan mampu menjaga dan memelihara bangunan dan seluruh aspek
kegiatan masjid.
Salah satu hal yang ingin saya
sampaikan di sini terkait dengan gerakan nasional yang akan dicanangkan
Bapak Presiden, yaitu masalah kebersihan.
Kita semua
pernah mendengar atau membaca hadis Rasulullah SAW yang terkenal yang
mengatakan bahwa “Kebersihan adalah bagian dari iman”. Setiap mukmin
harus menjaga kebersihan dirinya dan lingkungannya.
Masjid
sebagai tempat suci untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan Tuhan
harus menjadi contoh sebagai tempat paling bersih di antara
tempat-tempat lain. Kebersihan, terutama di tempat kita berwudhu, serta
aroma yang sedap di lingkungan masjid akan menambah kekhusyukan kita
dalam beribadah. Kebersihan yang dimulai dari masjid akan menularkan
kebiasaan bersih di lingkungan lain seperti rumah, sekolah, dan tempat
kita bekerja.
Perkenankan saya menyampaikan satu hal
lagi yang berkaitan dengan pengelolaan masjid.Dalam rangka mensyiarkan
Islam dan memberikan citra positif bagi umat Islam, kita di Indonesia
sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dapat memberikan
contoh-contoh yang baik bagi dunia Islam.
Dewan Masjid
Indonesia kiranya juga dapat mulai membahas, umpamanya, tentang
pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid. Kita semua sangat
memahami bahwa adzan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk
melaksanakan kewajiban sholatnya. Namun demikian,apa yang saya rasakan
barangkali juga dirasakan oleh orang lain, yaitu bahwa suara adzan yang
terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke sanubari kita
dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke
telinga kita.
Al-Qur’an pun mengajarkan kepada kita
untuk merendahkan suara kita sambil merendahkan hati ketika berdoa
memohon bimbingan dan petunjukNya.
Saudara-saudara Sekalian,
Dalam
usianya menjelang matang, yaitu mencapai 40 tahun, sejak didirikannya
pada tanggal 22 Juni 1972, masih banyak ruang bagi Dewan Masjid
Indonesia untuk berbuat bagi kemajuan dan peningkatan kualitas pengelola
Masjid.
Dalam kesempatan ini ada beberapa harapan yang saya ingin sampaikan kepada Majelis yang mulia ini.
Pertama,
saya berharap Dewan Masjid Indonesia senantiasa memberdayakan masjid
untuk melakukan upaya edukasi kepada umat muslim melalui dakwah dalam
rangka peningkatan karakter dan moral umat muslim dalam berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat utamanya kepada generasi muda.
Kedua,
Dewan Masjid Indonesia saya harapkan mampu mendorong Masjid agar
dimanfaatkan tidak hanya sebagai sarana ibadah, namun juga dapat
dijadikan sarana pendidikan, baik pendidikan Tahfidzul Qur’an (hapalan
Qur’an) dan Tahsinul Qur’an (memperbaiki kualitas bacaan Quran) maupun
pendidikan dasar formal seperti TK, SD, dan SMP.
Ketiga,kita
mengharapkan Dewan Masjid Indonesia mampu memberdayakan Masjid sebagai
sarana untuk menumbuhkembangkan minat, bakat, dan keterampilan generasi
muda melalui pelatihan kepemimpinan, manajemen dan ketrampilan bagi
Pemuda Remaja Masjid.
Keempat, Dewan Masjid Indonesia
diharapkan mampu mendorong Masjid dalam penciptaan kemakmuran umat
muslim melalui optimalisasi zakat, infaq, shadaqah bekerjasama dengan
BAZNAS serta melalui pengembangan usaha yang berbasis syariah (seperti
Baitul Maal Wat Tamwil/BMT) di kalangan Majelis Taklim sehingga dapat
lebih optimal membantu maupun memberdayakan kaum dhuafa utamanya
anak-anak terlantar.
Saudara-saudara para peserta Muktamar yang berbahagia,
Demikianlah, sambutan saya. Semoga dapat menjadi masukan bagi Saudara-saudara dalam bermusyawarah selama 3 (tiga) hari ini.
Akhirul
kalam, dengan memohon ridho dan petunjuk Allah SWT dan mengucap
Bismillahirrahmanirrahim Muktamar Ke-6 Dewan Masjid Indonesia, secara
resmi dibuka. Selamat melaksanakan Muktamar.
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Wakil Presiden Republik Indonesia
Boediono
Lainnya dari azan,
Breaking News,
Ini Pidato Lengkap Wapres Boediono Soal Pengeras Suara Masjid,
pidato azan budiono,
pidato budiono
0 comments:
Post a Comment