Wednesday, April 25, 2012

Inilah Detik-detik Jelang Meninggalnya Widjajono di Gunung Tambora



fendysastra.blogspot.com Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo telah meninggal di lereng Gunung Tambora, Sabtu (21/4/2012). Ada beberapa cerita yang masih dipertanyakan terutama oleh orang terdekatnya, termasuk kenapa lambannya proses evakuasi.

Pudji, yang merupakan staf Widjajono, mengungkapkan pasca Widjajono tumbang menjelang bibir kaldera Tambora dan membutuhkan pertolongan. Bantuan yang diharapkan datang sangat lambat, bahkan saat itu sudah diberikan Kode SOS, sayangnya menurut Pudji, semua orang saat itu terlalu banyak berkomunikasi mempertanyakan status keadaan.

"Ini berbahaya jika baterai HT (handy talk) habis, komunikasi bisa putus, padahal instruksi SOS sudah ada, tanpa perlu tanya macam-macam kode tersebut yang terpikirkan bagaimana secepatnya bantuan evakuasi datang," kata Pudji, di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (25/4/2012).

Ia juga menuturkan hambatan lainnya adalah helikopter yang dikirim untuk mengevakuasi Widjajono di koordinat yang dilaporkan sayangnya tidak bisa dilakukan.

"Karena kabut yang tebal menghambat proses evakuasi, helikopter tidak bisa mendarat, sehingga kita harus mencari tempat yang aman, dengan membawa Pak Wid turun dengan ditandu," ungkap Pudji.

Tubuh Widjajono sempat ditandu untuk dievakuasi ke Pos III. Menurut Pudji, di sekitar lokasi itu terdapat tempat yang lebar dan memungkinkan helikopter bisa mendarat namun lagi-lagi gagal, karena ada instruksi dari pimpinan kepolisian di sana tidak mengizinkan pendaratan di sana.

"Dugaan saya, tidak jauh di lokasi tersebut sedang ada perayaan panen raya Jagung yang dihadiri Menteri Pertanian, Gubernur NTB, di satu wilayah pokoknya," ujar Pudji.

Pudji juga mengkritik para personel Basarnas yang ikut dalam rombongan, tak bertindak secara profesional. Menurutnya perilaku tersebut sangat mengecewakan saat-saat kondisi kritis.

"Kalau mau ditambahin, kan lihat tuh di video ada ranger merah (mobil) itu dari Basarnas. Dia pas saat kejadian tidak ngelakuin apa-apa, malah asik video kejadian. Pas ditanya kita harus apa? Ya nunggu helikopter," katanya kecewa.

Cerita lain, sebelum pendakian Widjajono di Tambora sempat diselangi dengan kegiatan resmi. Sebelum malam keberangkatan Widjajono ke puncak Tambora, Guru Besar ITB ini sempat diajak bertemu Gubernur NTB dan meminta Widjajono untuk hadir di acara Panen Raya Jagung.

"Pak Wid dibawa mendatangi gubernur, katanya Pak gubernur mau bertemu. Naik Panther perginya padahal malamnya Pak Wid mau naik gunung," tuturnya.

Widjajono mulai mendaki Gunung Tambora bersama rekan-rekan satu timnya pukul 00.00 dini hari, Sabtu (21/4/2012). Pendakian dini hari dimaksudkan untuk mendapatkan kesempatan melihat matahari terbit (sunrise) di Puncak Tambora.

Tim akhirnya tak bisa mencapai target, kesempatan melihat sunrise terlewatkan karena selama perjalanan Widjajono banyak beristirahat. Menjelang puncak, tiba-tiba Widjajono tersentak kemudian akhirnya dievakuasi menuruni Gunung Tambora dengan cara ditandu.

Namun Widjajono tidak dapat diselamatkan, sekitar pukul 09.30 WITA setempat diperkirakan Widjajono menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan menuju Pos III.



Sumber: detikfinance

No comments:

Post a Comment