Spencer (dok. discovery channel) |
Kondisi mengerikan ini bermula ketika Adam Spencer (23 tahun) melakukan perjalanan ke Amerika Selatan untuk melamar kekasihnya. Bukannya menatap masa depan untuk membentuk keluarga baru, Spencer bahkan takut menjalani hidup karena parasit pemakan daging di pipiya berpotensi mematikan.
Spencer dan kekasihnya Shalynn Pack yang berasal dari Veneta, Oregon, berada di tengah perjalanan selama 6 bulan di Amerika Selatan, ketika mereka bertunangan di bagian atas Inca Trail di Machu Pichu, Peru.
Setelah dua bulan menjalani pendakian yang romantis dan melihat burung-burung Amazon, Spencer melihat ada noda keropeng di wajahnya saat menyeberangi dataran garam Bolivia.
"Ini hampir mengeras, membentuk keropeng," jelas Adam Spencer, seperti dilansir Dailymail, Rabu (7/3/2012).
Saat itu, pasangan tunangan ini tidak menganggap noda di wajah itu sebagai hal yang serius. Tetapi kelamaan noda kecil di wajahnya justru tumbuh besar dan berubah merah. Nanah pun mulai keluar dari luka terbuka itu.
Spencer mendapatkan antibiotik dari dokter setempat dan berharap infeksi misterius itu akan segera bersih. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Setelah berpesta di Bolivia, ia terbangun dan menemukan bahwa luka di pipinya sudah meletus.
Dia diperban dan diberi suntikan, pil serta salep dari klinik, namun kondisi wajahnya makin membengkak. Saat pulang ke Oregon, Spencer langsung menemui dokter umum, Dr Stephan Ames dari Thurston Medical Clinic, Springfield.
"Adam Spencer datang dengan luka di sisi kanan wajahnya. Keras tapi lembut dan lembek di bagian dalam. Saya khawatir ini adalah infeksi Staph (yang disebabkan oleh bakteri Staphyloccocus), yang dapat menginfeksi beberapa organ dan dapat menyebabkan kematian," jelas Dr Stephan Ames.
Alih-alih merencanakan pesta pernikahan dengan teman dan keluarga, Spencer sekarang berhadapan dengan penyakit yang berpotensi fatal. Dia harus mengonsumsi penisilin selama seminggu untuk melihat perubahan. Pengujian menunjukkan tidak ada bukti infeksi Staph dan luka terus berkembang.
"Kami tidak tahu kapan itu akan berakhir. Itu hampir mengenai matanya dan itu cukup menakutkan," ujar kekasihnya Shalynn Pack.
Karena luka tersebut, Spencer juga tidak bisa menelan dan mulut terasa tidak enak. Ketika diteliti dengan senter, kekasihnya menemukan ada gumpalan putih besar di bagian belakang tenggorokannya.
"Itu mengerikan. Saya takut itu bisa mempengaruhi suaranya. Hal ini sangat menakutkan bisa dibayangkan," jelas Shalynn.
Luka Spencer tumbuh dengan diameter sekitar 5 cm. Dr William Muth dari Samaritan Infectious Disease Clini di Corvallis, menyadari luka tersebut adalah Mucocutaneous Leishmaniasis, yang disebabkan oleh Leishmania, yaitu parasit bersel tunggal.
Sel-sel kekebalan tubuhnya berusaha melawan penyakit, tetapi parasit itu terus makan dan memperbanyak diri hingga menyebabkan luka mengerikan.
Dokter menemukan simpul getah bening di sisi leher Spencer, yang menunjukkan bahwa infeksi menyebar dan berada dalam bahaya karena berkembang ke hidung dan mata, bahkan berpotensi bisa membunuhnya.
"Luka ini terus membesar dan mempengaruhi setiap bagian dari hidupnya. Dia tidak bisa makan, tidak bisa bernapas tanpa rasa sakit, itu benar-benar menakutkan," jelas Shalynn.
Namun setelah 21 hari pengobatan, parasit yang dikirimkan ke kulitnya melalui gigitan nyamuk agas kecil di Amazon, akhirnya lenyap. Tapi Spencer masih memiliki bekas luka.
"Ada luka atau tidak, dia masih jadi pria paling tampan yang saya tahu," tutup Shalynn.
Sumber: detikhealth
No comments:
Post a Comment