Inilah ceritaku yang dikirim ke harian SOLOPOS dan dimuat pada Selasa, 17 januari 2012. Jika ingin langsung melihat versi digitalnya langsung saja klik di sini
Lali sakplengan
Karena banyak urusan, hingga tiga hari menjelang Labaran lalu Jon Koplo, seorang guru di Girimarto, Wonogiri ini belum sempat membelikan baju dan sandal baru untuk anak ragilnya, Gendhuk Nicole. Padahal si Gendhuk sudah nggerenggenteng minta dibelikan sejak awal Puasa.Mumpung ingat, akhirnya tanpa mengajak sang istri, Minggu pagi itu ia langsung ngetiging berangkat sendiri ke Pasar Sidoharjo.
Setelah memarkirkan motornya, Koplo langsung muter-muter di pasar hingga mendapatkan barang yang dicari. Saking capeknya, sebelum pulang Koplo duduk-duduk di dekat pangkalan koran sambil nebeng baca koran di situ. Eee, tak dinyana, ia bertemu teman seprofesinya, Tom Gembus, yang kebetulan juga sedang mencari koran. Mereka pun ngecuprus ngobrol ngalor-ngidul. Bahkan Koplo sempat mbayari koran yang dibeli Gembus. Karena merasa hutang budi sama Koplo, akhirnya Tom Gembus menawarkan boncengan gratis karena memang arah rumah mereka sejalur. Nah, di sinilah letak ke-koplo-an tokoh kita ini. Tanpa pikir panjang, Jon Koplo langsung sepakat duduk manis mbonceng Tom Gembus.
Sampai di rumah ternyata istrinya, Lady Cempluk, masih sibuk di dapur membuat kue persiapan Lebaran, sedangkan Gendhuk Nicole masih dolan. Karena merasa capek, Koplo leyeh-leyeh di depan TV hingga ketiduran.
“Pak, tolong belikan plastik ke warung!” Tiba-tiba Koplo kaget ketika dibangunkan istrinya. Ia pun langsung njenggirat bangun dan merogoh kunci motornya dari kantong dan menuju teras rumah. Namun betapa kagetnya Koplo karena motornya tak ada di sana. Ia pun bingung dan opyak kehilangan. Bahkan ia juga wara-wara kepada para tetangga barangkali ada yang melihat motor mereka.
Namun kebingungan itu tak berlangsung lama. Koplo baru sadar setelah melihat Gendhuk Nicole pulang. Dia baru ingat kalau tadi pagi ia pergi ke pasar membelikan baju dan sandal buat Gendhuk.
“Oalaaah… isih enom kok wis pikun!” katanya sambil ngeplak bathuke dhewe.
Ahmad Efendi, Guru SMA Negeri 1 Girimarto, Wonogiri
0 comments:
Post a Comment