Saturday, January 21, 2012

Anak SD Meniti Jembatan Rusak Menantang Maut, DPR: Ini Seperti Negara Belum Merdeka

Foto: reuters

Jakarta - Siswa SD di Sang Hiang, Lebak, Banten, mesti meniti jembatan rusak untuk bersekolah. Para siswa SD ini harus menyambung nyawa sekadar untuk meraih ilmu. Kondisi ini pun disesalkan oleh DPR.

Wakil Ketua DPR Bidang Kesra Taufik Kurniawan meminta Bupati setempat untuk patungan terlebih dahulu membangun jembatan yang rusak akibat banjir tersebut.

"Tadi pagi juga melihat ada berita anak-anak SD sangat memprihatinkan mau berangkat sekolah harus meniti jembatan gantung yang sudah putus. Tolong di Banten Pak Bupati tanggap darurat. Urunan dulu deh," ujar Taufik kepada detikcom, Jumat (20/1/2012).

Menurut Taufik, ada dana untuk program tanggap darurat, sehingga nantinya pasti akan diganti. Kondisi yang dialami para siswa SD tersebut sangat menyedihkan.

"Negeri kita ini seolah negeri tanpa pemimpin, di tingkat lokal tidak ada yang memimpin seperti tidak ada bupati, kepala desa. Kepada pemimpin di tingkat desa segera lakukan kerja bakti jangan biarkan anak-anak bergelantungan di tengah sungai arus deras," terangnya.

"Ini seperti kita negara belum merdeka. Kepala desa, camat segera lakukan langkah," imbuhnya.

Di Kampung Tanjung, Lebak, Banten orang dewasa, anak-anak SD dan SMP harus bertaruh nyawa untuk pergi ke sekolah mereka. Mereka harus meniti jembatan kayu yang rusak berat.

Sembari berpegangan pada tali jembatan, mereka harus ekstra hati-hati melangkah. Salah melangkah, byuur! Deras arus Sungai Ciberang, Lebak, Banten bisa merenggut hidup mereka.

Kantor berita Inggris, Reuters bahkan mempublikasikan foto-foto menyesakkan dada itu. Bahkan media Inggris lainnya, Daily Mail, menyebut kondisi itu mirip dengan salah satu adegan dalam film terkenal "Indiana Jones And The Temple Of Doom".

"Sekilas, itu terlihat seperti adegan aksi dari film "Indiana Jones And The Temple Of Doom", demikian tulis Daily Mail mengawali artikelnya, Jumat (20/1).

Sebelumnya, Reuters memberitakan seorang anak perempuan bernama Sofiah dan kawan-kawannya yang mesti bertaruh nyawa untuk mencapai sekolah mereka, SD Negeri 02 Sanghiang Tanjung.

Menurut Kepala Desa Sanghiang Tanjung Epi Sopian, banjir mengakibatkan kerusakan parah pada jembatan itu. Jembatan itu dibangun pada 2001 dan hancur saat diterjang banjir besar beberapa waktu lalu.


Sumber: detiknews



No comments:

Post a Comment